Tujuan utama kami di kota ini adalah ke Pantai Pasir Putih yang memang sudah terkenal. Tapi karena hari sudah siang menuju sore, akhirnya kami membatalkan niat kami untuk ke Pasir Putih. Selain itu, dalam singgah di beberapa kota, kami juga merencanakan untuk mencicipi makanan khasnya masing-masing. Di Situbondo, kami merencanakan untuk mencicipi nasi kaldu dan tajin palappa, Sayangnya sangat sulit untuk menemui dua makanan ini. Menurut penjual, mereka hanya menjual nasi kaldu saat ramai saja sehingga saat hari-hari biasa mereka tidak menyediakan makanan ini.
Karena tidak mendapatkan apa yang kami inginkan, kami segera melanjutkan perjalanan karena hari sudah sore. Saran saya untuk tidak melakukan perjalanan ke Banyuwangi saat sore hari apalagi saat malam hari, karena kita akan melewati kawasan hutan Taman Nasional Baluran dimana sangat minim penerangan jalan di kawasan ini selama kurang lebih 40 menit ditambah tak banyak kendaraan yang melewati jalan ini.
Kami tiba di Banyuwangi sekitar pkl 19.00 WIB dan merencanakan menginap di kota ini untuk menyeberang ke Gilimanuk di pagi harinya. Awalnya, tujuan kami untuk menginap adalah rest area Grand Watu Dodol yang terletak sebelum Pelabuhan Ketapang, namun kami baru mengetahui bahwa rest area ini hanya buka sampai sore hari sekitar pkl 16.00. Akhirnya kami mencari SPBU, masjid, hingga Alf*mart atau Ind*maret yang bisa kami gunakan untuk beristirahat hingga esok hari.
Sebelum mencari tempat istirahat, kami menjelajah Kota Banyuwangi terlebih dahulu sambil mencari makan. Akhirnya kami berhenti di Taman Sri Tanjung dimana di taman ini menyediakan area pujasera yang menyediakan berbagai makanan, termasuk makanan khas kota ini, yakni Rujak Soto, Nasi Tempong, dan Tahu Walik. Sayangnya malam itu Rujak Soto sudah tidak tersedia sehingga kami memesan Nasi Tempong dan Tahu Walik. Sebenarnya, yang kami lihat Nasi Tempong hampir sama dengan nasi lalapan dimana terdapat nasi dengan ayam goreng, tahu goreng dan sayuran. Untuk satu porsi Nasi Tempong, Tahu Walik, dan teh hangat, kami menghabiskan sebesar Rp 27.000
Setelah dari Taman Sri Tanjung, kami kembali ke arah pelabuhan Ketapang untuk mencari tempat bermalam. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di Alf*mart yang terletak persis di depan pelabuhan.
Kami tiba di Banyuwangi sekitar pkl 19.00 WIB dan merencanakan menginap di kota ini untuk menyeberang ke Gilimanuk di pagi harinya. Awalnya, tujuan kami untuk menginap adalah rest area Grand Watu Dodol yang terletak sebelum Pelabuhan Ketapang, namun kami baru mengetahui bahwa rest area ini hanya buka sampai sore hari sekitar pkl 16.00. Akhirnya kami mencari SPBU, masjid, hingga Alf*mart atau Ind*maret yang bisa kami gunakan untuk beristirahat hingga esok hari.
Sebelum mencari tempat istirahat, kami menjelajah Kota Banyuwangi terlebih dahulu sambil mencari makan. Akhirnya kami berhenti di Taman Sri Tanjung dimana di taman ini menyediakan area pujasera yang menyediakan berbagai makanan, termasuk makanan khas kota ini, yakni Rujak Soto, Nasi Tempong, dan Tahu Walik. Sayangnya malam itu Rujak Soto sudah tidak tersedia sehingga kami memesan Nasi Tempong dan Tahu Walik. Sebenarnya, yang kami lihat Nasi Tempong hampir sama dengan nasi lalapan dimana terdapat nasi dengan ayam goreng, tahu goreng dan sayuran. Untuk satu porsi Nasi Tempong, Tahu Walik, dan teh hangat, kami menghabiskan sebesar Rp 27.000
Tahu Walik dan Nasi Tempong |
0 comments:
Posting Komentar